Selasa, 07 Februari 2017

TOM and his magical world

Book #1 “The Lemurian”

Prolog.

Tom adalah seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun. Ia tinggal berdua dengan bibinya. Seorang pegawai kantor pos, yang belum menikah. Tak ada yang menarik dari Tom. Penampilannya tak lebih dari bocah seumurannya yang lain. Berkulit putih, berlengan kecil. Jari-jari tangannya panjang dan runcing. Telinga sebelah kanannya caplang, sementara yang kiri tidak. Bagian yang menarik dari Tom hanya rambutnya. Rambut yang berwarna cokelat keemasan.

Tom memiliki lamunan yang aneh sejak kecil.

Berawal saat usianya lima tahun. Tom sering melamun bahwa tubuhnya bisa melayang di udara. Puluhan kali ia merasakannya. Biasanya lamunan Tom baru terhenti ketika kepalanya terpentok langit-langit rumah. Tom tak pernah bisa membuktikan bahwa lamunannya itu nyata. Meski selalu ada sedikit benjolan di kepalanya setiap dia habis melakukannya. Tapi bisa saja itu hanya kebetulan. Lamunan dan mimpinya itu terus berlangsung hingga usia Tom tujuh tahun. Setelahnya, Tom memiliki lamunannya yang lain.

Pada usianya yang ke-11, Tom menemukan tempat yang sangat indah dalam lamunannya. Tempat yang belakangan ia sering kunjungi, baik dalam mimpi maupun imajinasinya. Tempat yang ia temukan setelah menyusuri sebuah lorong gelap, seperti gua atau entah apa namanya. Lalu di dalamnya ia temukan sebuah mata air. Sangat bening. Tom awalnya hanya tergoda untuk mandi atau sekedar membasuh peluhnya di sana. Hingga ia mendapati sebuah cahaya terang dari dasar mata air. Ia menyelam menuju sumber cahaya. Terus ke dalam, sampai ia kembali ke permukaan air. Tapi bukan permukaan mata air tempatnya tadi. Melainkan sebuah pantai. Dengan pasirnya yang putih. Puluhan pohon kelapa berjejer rapih di pinggirnya. Lalu ketika Tom melihat lebih jauh ke tengah pulau, ia mendapati sebuah gunung tinggi besar dengan belasan bukit yang menjaga di sebelahnya. Ada setidaknya sebuah air terjun yang sangat indah di masing-masing bukit tadi, beberapanya ada di tebing-tebing sekitar pantai. Air yang jatuh dari air terjun itu pun langsung bercampur dengan air laut. Mungkin itu yang membuat air laut di pantai tak asin, justru sangat menyegarkan. Seperti Pocari sweat. Minuman kesukaan Diana, bibinya. Tom menebak, tempat itu pasti bukan berada di dunianya. Tempat yang cukup dekat, namun berbeda.

Sebuah surga, begitu biasa ia menceritakan pada bibinya. Tentu saja bibinya tidak mempercayainya, begitu juga dengan semua teman-temannya. Hanya Mrs. Elijah yang percaya. Kepala sekolahnya di Kinderfield School. Satu-satunya sekolah negeri di daerahnya, Margot. Tiga puluh kilometer dari Jakarta.

Tapi kini ia pun tak yakin, apakah Mrs Elijah benar-benar mempercayainya. Atau sekedar menghiburnya saja.

Malam ini, Tom akan membuktikan pada semuanya. Membuktikan ia benar-benar bisa pergi kesana. Ke dunianya yang ajaib. Lalu pulang, kembali pada bibinya dan Mrs. Elijah. Membawakan mereka suvenir. Buah kelapa yang berisi susu cokelat di dalamnya.