Ia mengebaskan rambutnya. Tersenyum. Dan aku langsung jatuh
cinta.
“Bengong aja loe.”
“Eh, hmm.. Ngga kok. Lagi ngapalin adegan.”
“Gila cantik banget sob model ceweknya.”
“Yang mana?”
“Halah. Basi loe. Itu yang dari tadi lo liatin. Namanya
Caitlin.”
“Owh, namanya Caitlin.”
**
“Hai. Gw Caitlin. Tapi kalau ribet, panggil aja gw Cathy.”
“Eh, hai. Gw Prast.”
**
“Oke ya. Roll. Action.”
Ia melangkah menujuku. Tersenyum. Matanya berbinar. Bibirnya
merekah. Tangannya lalu menghampiriku. Menarik lenganku. Menuntunnya. Pergi
bersama jemarinya.
“Oke, bungkus ya. Makasih.”
“Makasih.” Balasnya sambil membungkukan kepala.
Sementara aku terdiam. Menatapnya. Sambil mencari hatiku.
“Ia pasti telah mengambilnya. Sewaktu jemarinya menyentuh
lenganku tadi.” Pikirku dalam hati.
**
“Kok diam aja sih?” Cathy menyapaku.
“Nggak apa-apa. Ini pengalaman pertama gw aja.”
“Pertama apa?”
“Jatuh cinta.”
“Eh salah. Maksudnya pertama kali ikut syuting video klip.”
“Sama. Gw juga.” Katanya sambil tersenyum.
Hening.
“Prast.” Cathy coba membuka obrolan.
“Iya.”
“Taruhan yuk.”
“Taruhan apa?”
“Tiga tahun dari sekarang. Siapa di antara kita yang lebih
ngetop.”
“Hmm, ukurannya apa?”
“Ya, bisa siapa yang lebih dulu dapatin award. Atau
banyak-banyakan video klip. Atau banyak-banyakan jumlah followers instagram.”
Katamu sambil tertawa.
“Boleh.”
“Apa nama restoran tempat kita syuting ini?” Tanya Cathy.
“Leber und Geschmack.”
“Okay. Tiga tahun lagi. Di tanggal yang sama. Kita ketemu
lagi disini ya. Siapa yang kalah mesti traktir.”
“Okay.” Jawabku mantap. Tiga tahun lagi. Semoga waktu
berjalan lebih cepat mulai esok doaku.
-to be continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar